Pages

Senin, 09 Juli 2012

TUGAS TEKNOLOGI PENDIDIKAN

MEDIA PEMBELAJARAN
GRAFIS, VISUAL, AUDIO, AUDIO VISUAL
(Aplikasi Pembelajaran Fiqih Mts)

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Teknologi Pendidikan”

Dosen Pengampu
Dr.H. ASY’ARIL MAHAJIR, M.Ag

Oleh:

 ACHMAD DIRAN: F05411104 

KONSENTRASI PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2012
A.  PENDAHULUAN
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara (وسائل) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media apabila difahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. [1]
Media pembelajaran yang digunakan  dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektifitas pembelajaran.Pada mulanya media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru mengajar alat bantu visual dan media grafis. Namun sejak abad ke-20 pemanfaatan visual kemudian dilengkapi dengan audio, sehingga lahirlah alat bantu audio visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
Dalam kegiatan belajar mengajar, sering pula pemakaian kata media pembelajaran atau (الوسائل التعليمية)  digantikan dengan istilah-istilah seperti alat pandang–dengar, bahan pengajaran (instructional material), komunikasi pandang-dengar (audio-visual communicatoion), pendidikan alat peraga pandang (visual education), alat peraga tecnologi pendidikan (educational technology), alat peraga dan media penjelas.
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan.
Ruper C. Lodge, dalam buku Metodologi Pengajaran Agama Islam karangan Ahmad Tafsir, menyatakan bahwa dalam pengertian yang luas pendidikan itu menyangkut seluruh pengalaman. Sedangkan dalam arti sempit, ia berpendapat bahwa pendidikan adalah pendidikan yang dilaksanakan di sekolah.[2]
Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki tugas dan tanggungjawab penuh dalam menjalankan amanat pendidikan. Sekolah merupakan suatu institusi yang dirancang untuk membawa peserta didik pada proses belajar, dibawah pengawasan guru. Pendidikan di sekolah dilakukan dalam suatu proses yang disebut pembelajaran. Belajar merupakan perubahan yang relative permanent dalam perilaku sebagai hasil pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.[3]
Sedangkan pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sutikno menyatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu system lingkungan belajar yang terdiri dari: tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, media, sumber belajar, dan evaluasi. Guna meningkatkan hasil belajar peserta didiknya, guru harus selalu berupaya dengan berbagai strategi, termasuk diantaranya adalah dengan menggunakan media belajar yang efektif dan menyenangkan bagi peserta didik. Media belajar merupakan sarana bagi guru untuk mempermudah penyampaian ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya. Media belajar juga merupakan sarana bagi peserta didik untuk mempermudah pencapaian hasil belajaryang diinginkan. Media belajar yang tepat akan membuat peserta didik lebih termotivasi, lebih aktif, dan lebih mudah mencerna ilmu pengetahuan yang diberikan oleh gurunya selama proses pembelajaran, serta membuat proses pembelajaran lebih menyenangkan. Wiranataputra mengemukakan beberapa efisiensi mengapa media pembelajaran sangat penting sehingga harus terintegrasi dalam proses pembelajaran yaitu:
1.      Banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa proses pembelajaran akan lebih berhasil apabila siswa turut aktif dalam pembelajaran tersebut, dan hal ini hanya dapat terjadi dengan adanya media.
2.      Rata-rata jumlah informasi yang diperoleh seseorang melalui indera memiliki komposisi sebagai berikut:
a.       75% melalui penglihatan (visual)
b.      13% melalui pendengaran (audio)
c.       6% melalui sentuhan
d.      6% melalui penciuman dan pengecap

B.     MEDIA PEMBELAJARAN
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.[4]
1.      Fungsi Media
Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data yang menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Levie & Lentz mengemukakan empat fungsi media pembelajaran,  berikut ini beberapa fungsi dari media pembelajaran diantaranya:
a.       Fungsi Atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran atau mata pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan. Media gambar, khususnya gambar yang diproyeksikan melalui overhead projector dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka kepada pelajaran yang akan mereka terima. Dengan demikian, kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.
b.      Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.
c.       Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang  visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
d.      Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.
2.      Manfaat Media Pembelajaran
Meskipun telah lama disadari bahwa banyak keuntungan-keuntungan penggunaan media pembelajaran, penerimaannya serta pengintregasiannya ke dalam program-program pengajaran berjalan amat lambat. Mereka mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan dampak positif dari pengguna media sebagai bagian integral pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai berikut:
Sudjana dan Rivai mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
a.       Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa hingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
b.      Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
c.       Metode mengajar akan lebih bervariasi , tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan mengajar pada setiap jam pelajaran.
d.      Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
3.      Jenis Media Pembelajaran
a.      Media Grafis
Media grafis termasuk media visual yang berfungsi menyalurkan pesan dari sumber pesan ke penerima pesan. Saluran yang digunakan adalah mengutamakan indra penglihatan (visual). Agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien, pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam simbol komunikasi yang digunakan adalah simbol visual.[5]
Secara khusus dapat dikatakan bahwa media grafis berfungsi untuk:
1)      Menarik perhatian
2)      Memperjelas sajian ide
3)      Mengilustrasikan fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak divisualkan
4)      Media grafis sederhana dan mudah pembuatannya
5)      Media grafis termasuk media yang relatif murah ditinjau dari segi biayanya.[6]
Media grafis banyak sekali jenisnya, diantaranya sebagai berikut:
       Gambar atau foto
Gambar atau foto merupakan media yang paling umum digunakan orang, karena media ini mudah dimengerti dan dapat dinikmati, mudah didapatkan dan dijumpai dimana-mana, serta banyak memberikan penjelasan bila dibandingkan dengan verbal.
Perbedaan antara media gambar atau foto dengan verbal adalah media gambar atau foto memvisualkan apa adanya secara detail sedangkan verbal (kata-kata) kelemahannya terletak pada keterbatasan daya ingat dalam bercerita dan menjelaskan, sehingga mungkin ada hal-hal yang tercecer atau yang terlupakan dalam penyampaian pesan.
Penyajian materi pelajaran dengan menggunakan gambar, tentu merupakan daya tarik sendiri bagi pembelajar. Maka penggunaan gambar atau foto harus sesuai dengan materi pelajaran yang diajarka, dan tujuan yang diinginkan. Selain itu pengguna gambar dalam proses pembelajaran sangat bergantung pada kreasi dan inisiatif pengajar itu sendiri, asalkan gambar dan foto tersebut dari sisi seni bagus dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tetapi perlu diketahui pula bahwa bagus dan baiknya suatu media pengajaran, tentu saja juga memiliki kelebihan dan kelemahan, sebagai berikut:
1)      Kelebihan gambar atau foto
-          lebih realis menunjukkan pada pokok masalah bila dibandingkan dengan verbal semata
-          gambar dapat mengatasi ruang dan waktu, artinya tidak semua benda, obyek, peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan pembelajar tidak dapat dibawa ke obyek tersebut. Maka perlu diciptakan dengan membuat gambar atau foto benda tersebut
-          gambar dapat mengatasi keterbatasan panca indera
-          memperjelas suatu sajian masalah dalam bidang apa saja dan untuk tingakat usia berapa saja
-          media ini lebih murah harganya, mudah didapat dan digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus. [7]
2)      Kelemahan media gambar atau foto
-          lebih menekankan persepsi indera mata
-          benda terlalu kompleks, kurang efektif untuk pembelajaran
-          ukurannya sangat terbatas untuk kompleks besar.[8]
2)      Sketsa
Sketsa adalah gambar sederhana atau draf kasar yang meluiskan bagia-bagian pokok tanpa detail.[9] Dalam menggunakan sketsa, pengajar dapat menuangkan ide-idenya kedalam bentuk gambar sederhana atau draf kasar yang dapat digunakan dalam proses pembelajarn.
a) Mafaat sketsa :
-          Menarik perhatia pembelajaran
-          Mengindari verbalisme
-          Memperjelas sajian pesan kepada pembelajar
-          Harganya cukup murah
-          Media ini dapat dibuat langsung oleh pengajar pada saat menerangkan didepan kelas.
2)      Penggunaan sketsa dalam pembelajaran
Dalam aktivitas pembelajaran, penagajar dapat menjelaskan sesuatu secara lisan atau verbal. Apabila pengajar ingin menjelaskan lebih jelas dan dapat menarik perhatian pembelajar, sebaiknya pengajar menunjukkan benda-benda sebenarnya. Tetapi apabila pengajar tidak dapat menunjukkan benda-benda yang sebenarnya dapat menunjukkan gambar atau foto dari benda-benda sebenarnya,  tetapi langkah ini memerlukan waktu dan biaya yang cukup banyak.
Maka pilihan menggunakan sketsa, adalah merupakan alternatif yang menguntungkan dalam suatu proses pembelajaran, sebab selain dapat dibuat pengajar sendiri secara langsung dan cepat. Pengajar juga sambil membuat dan kemudian menjelaskan pelajarn. [10]
3)      Diagram
Diagram atau skema adalah gambar sederhana yang dirancang untuk mempelihatkan hubungan timbal balik terutama dengan garis-garis, [11]
a)  Isi diagram
Diagram atau skema pada umumnya berisi hal-hal sebagai berikut:
·         Petunjuk suatu masalah
·         Dapat menyederhanakan hal-hal yang komplek
·         Dapat memperjelas penyajian pesan
·         Diagram yang baik adalah sederhana, hanya memuat bagian-bagian terpenting yang dapat diperliahtkan.
b)  Ciri diagram
Beberapa ciri diagram yang perlu diketahui sebagai berikut:
-          diagram bersifat simbolik, abstrak dan kadang-kadang sulit dimengerti
-          untuk membaca diagram harus mempunyai latar belakang tentang apa yang didiagramkan
-          walaupun sulit dimengerti, tetapi sifatnya yang padat, dan dapat memperjelas arti
4)      Bagan atau chart
Bagan atau chart adalah gambaran suatu situasi atau suatu proses yang dibuat dengan “garis gambar dan tulisan”. Bagan juga termasuk media grafis dengan bentuknya bermacam-macam, diantaranya bagan pohon, bagan arus dan bagan organisasi, bagan proses dsb.
a)    Tujuan pembuatan bagan
-       menerangkan suatu situasi, suatu proses secara simbolik dengan menggunakan garis-garis, gambar-gambar dan tulisan.
-       menerangakan bermacam-macam keterangan menjadi satu
-       memberi gambaran tentang hubungan antara suatu keadaan dengan keadaan lain secara simbolis di dalam suatu situasi
b)   Bahan dan alat yang dibutuhkan untuk pembuatan bagan
-       sediakan kertas berukuran luas dan cukup tebal yang akan digunakan untuk membuat gambar berwujud bagan
-       sediakan gambar yang berwujud bagan dengan ukuran kecil yang akan dilukis pada kertas tersebut. Misalnya, gambar yang berwujud skematis
-       pensil dan alat tulis lainnya dan apabila diperlukan disediakan kertas atau triplek untuk menempelkan bagan yang telah dilukis
-       membuat gambar yang berwujud bagan pada kertas yang ukurannya besar
-       apabila diperlukan memberi warna pada bagian-bagian dari bagan dan diletakkan pada kertas               
5)      Grafik atau graphs
Media grafis adalah gAmbaran tentang suatu situasi atau suatu proses perkembangan dengan menggunakan deretan angka, garis-gari dan kata-kata yang berisikan suatu pengertian.
a)  Tujuan membuat grafik
Tujuan umum membuat grafik adalah untuk memperlihatkan perbandingan, informasi kualitatif dengan cepat dan sederhana. ,jadi, bila sebuah grafik ruwet dan sulit dibaca berarti akan kehilangan manfaat yang berharga.[12]
b)  Fungsi media grafik
Fungsi media grafik adalah untuk menggambarkan data dalam bentuk angka (data kuantitatif) secara teliti, dan juga menerangkan perkembangan atau pertembangan suatu obyek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas. Fungsi tersebut adalah:
-          menggambarkan data kuantitatif secara teliti
-          menerangkan perkembangan atau perbadingan suatu obyek atau peristiwa saling berhubungan secara singkat dan jelas.[13]
b.      Media audio, visual dan audio visual
Komonikasi yang bersifat auditif sangat mendominasi kehidupan manusia, demikian halnya dengan kegiatan pengajaran mulai tingkat dasar sampai perguruan tinggi pengguaan komonikasi audio banyak dipergunakan dibandingkan  dengan kegiatan komonikasi lainnya. Media audio untuk pengajaran dimaksudkan sebagai bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif ( pita suara atau piringan suara ). Yang dapat merangsang pikiran perasaan perhatian, dan kemauan pembelajar.[14]
Media audio adalah segala macam bentuk media yang berkaitan dengan indera pendengaran, termasuk ke dalam kelompok media audio.[15]
Dengan demikian dapat diidentifikasi perangkat media audio terdiri dari perangkat keras (hard ware) berupa alat-alat elektronik atau alat-alat lainnya. Dan perangkat lunak (soft ware) atau material audio yang berupa rekaman pita suara atau radio kaset, rekaman piringan hitam,  dan naskah program siaran radio.
Untuk penggunaan masing-masing media audio, visual dan audio visual sebagai berikut:
a)      Media Audio
Penyajian pengajaran atau pengetahuan melalui pendidikan audio atau pengalaman mendengar jenis alat yang dikategorikan dalam media audio yaitu:
     Audio kaset
Audio kaset berupa pita magnetis (magnetic tape recording) yang dapat menghasilkan suara jika diputar dalam tape recorder.[16] Alat ini sudah sedemikian memasyarakat, sehingga sudah dapat dikatakan menjadi bagian penting bagi kehidupan manusia.
Rekaman audio merupakan jenis media yang tepat digunakan untuk pembelajaran bahasa, latihan membaca al-Qur’an dan latihan-latihan yang bersifat verbal.
     a). Manfaat rekaman media kaset:
-          menyajikan kegiatan di luar kelas, bahkan di luar sekolah
-          menimbulkan berbagai kegiatan, misalnya diskusi, drama, dll
-          memberikan efisiensi dalam pengajaran bahasa dan musik
-          pada pelajaran Pendidikan Agama Islamdapat memberikan efesiensi dalam pengajaran al-Qur’an dan bahasa Arab, tuntunan bacaan sholat, tuntunan bacaan do’a-do’a ibadah haji, dll.
        b). Karektristikpositip audio kaset.
-          untuk tujuan kognitif, audio kaset digunakan untuk mengajar pengenalan suara suatu obyek belajar
-          untuk tujuan psikomotorik, audio kaset dapat digunakan untuk keterampilan verbal
-          materi pelajaran sudah terpaket sedemikian rupa sehingga mudah direproduksi
-          pengadaan relatif mudah, terutam jika dibandingkan dengan audio visual.
Radio
Elektronik secara teknis adalah sebuah alat elektronik yang dilengkapi dengan perangkat penerima gelombang elektro magnetis dan perangkat penyiaran.
Radio merupakan audio yang disiarkan.
a)      Kelebihan radio
Media radio merupakan media siaran, juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk menyampaikan materi pembelajaran dan pada beberapa lembaga pendidikan jarak jauh media ini sudah lazim digunakan.
-            harganya relatif murah dan variasi programnya lebih banyak dari pada TV.
-            Mudah dipindahkan
-            Program radio dapat direkam dan diputar lagi sesuai pemakai.
-            Program radio dapat mengembangkan daya imajinasi.
-            Media radio dapat merangsang partisipasi aktif pendengar.
-            Radio dapat memusatkan perhatian perhatian pembelajar pada kata-kata yang digunakan, pada bunyi dan artinya.
-            Dll
b)      Kelemahan  radio
Selain kelebihan, media radio juga memiliki kelemaha-kelemahan sebagai berikut:
-          sifat komonikasinya hanya searah.
-          Siarannya disentralisasikan sehingga pengajar tidak dapat mengontrolnya.
-          Proses integrasi siaran radio kedalam kegiatan proses pembelajaran dikela sering kali menyulitkan. Artinya penjadwal pelajarn dan siaran radio serng menimbulkan masalah.
-          Program siaran lebih banyak hiburan, sehingga tidak dapat diisi dengan materi pelajarn dengan porsi yang banyak. Kurang dapat membahas mata pelajaran secara mendalam. Karena dibatasi oleh jam siaran suatu program siaran radio.
Laboratorium bahasa.
Laboratorium bahasa merupakan alat untuk melatih pembelajar mendengar  dan berbicara dalam bahasa asing dengan jalan menyajikan materi pelajarn yang disiapkan sebelumnya. Media yang dipakai adalah alat perekam .[17]
Manfaat media laboratorium sebagai media audio memiliki beberapa manfaat diantaranya :
-          latihan pendengaran, sehingga seorang dapat melafalkan kata-kataasing yang di dengar melalui headphone secara fasih seperti aslinya.
-          Latihan mengucapkan, pembelajar meniru ucapan pengajar yang melalui headphone secara baik dan tepat.
-          Pembelajar dapat membandingkan ucapannya dengan ucapan pengajar.
-          Laboratorium bahasa selain juga dimanfaatkan untuk pengajaran bahasa asing, juga dapat dipergunakan pengajaran al Qur’an.
b. Media Visual
Pada beberapa penelitian, hasilnya menunjukkan bahwa pengajaran akan lebih efektif dan  efesien apabila obyek dan kajian yang menjadi bahan pengajaran dapat diVISUALisasikan secara realistik menyerupai keadaan yang sebenarnya, namun tidak berarti bahwa media harus selalu mempunyai kadaan yang sebenarnya. Namun demikian model sebagai media pembelajaran dapat memberi makna terhadap isi pesan dari kaeadaan yang sebenarnya.
1)      Pesan visual dan proses pembelajaran.
Pesan visual sangat perlu untuk dipelajari . karena pesan visual merupakan media dalam hubungannya dalam gubungannya dengan proses pembelajaran. Bagaimana pengajar dan pembelajar memenfaatkan pesan visual untuk memeprtinggi proses pembelajaran. Sebab keterampilan “memahami  pesan visual” dapat diartikan sebagai kemampuan menerima dan menyampaikan pesan-pesan tersebut.
2)  Belajar dari pesan visual
Belajar dari pesan visual memerlukan keterampilan, karena dengan melihat pesan visual tidak dengan sendirinya sesorang akan mampu belajar dari padanya. Itulah sebabnya pembelajar harus dibimbing  agar dapat menerima dan menyimak  pesan-pesan visual secara tepat.
Salah satu teknik efektif adalah menuntutnya untuk melihat dan melihat pesan-pesan visual pada berbagai tahapan yang dimulai dari
a)      Fase diferensiasi, yaitu dimana pembelajar mula-mula mengerti, mengidentifikasi dan menganalisis terlebih dahulu unsur-unsur suatu unit pengajaran dalam bentuk pesan-pesan visual tersebut.
b)      Fase integrasi, yaitu peserta didik menempatkan unsur-unsur visual tersebut secara serempak, kemudian menghubungkan ke seluruh pesan visual kepada pengalaman-pengalamannya.
c)      Fase kesimpulan, dari pengalaman visualisasi tersebut dan kemudian menciptakan konseptualisasi baru dari apa yang mereka pelajari sebelumnya.

c. Media Audio Visual
    Media audio visual adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara. Paduan antara gambar dan suara `membentuk karakter sama dengan obyek aslinya. `alat-alat yang  yang termasuk kategori media auduo visual adalah, Televisi, video,,VCDsoud slide dan film.
Televisi
Televisi dalam pngertianya berasal dari dua bahasa yaitu tele dan visi. tele yang berarti jauh, dan visi yang erarti .penglihatan.
Television beasal dari bahasa inggris  yang bermakna melihat jauh. Kata melihat jauh mengandung makna bahwa gambar yang diproduksi pada satu tempat ( stasiun televisi ) yang dapat dilihat ditempat lain melalui sebuah perangkat penerima yang disebut televisi monitor atau televisi set.
Istilah televisi baru dicetuskan diperancis, pada tanggal 25 Agustus 1900, bersamaan dengan pertemuen para ahli elektronik dari berberapa negara industri maju.
 Televisi sebagai media pendidikan dan pengajaran tentu tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan televisi tersebut antara lain:
1)      Kelebihan media televisi
a.       Memilki daya jangkauan yang cukup luas.
b.      Memilii daya tarik yang besar, karena memiliki audio visualnya.
c.       Dapat mengatasi batas ruang dan waktu.
d.       Dapat menginformasikan pesan-pesan yang aktual.
e.       Dapat menampilkan obyek belajar seperti benda atau kejadian aslinya.
f.       Membantu pengajar memperluas referensi dan pengalaman.
g.      Sebutan televisi sebagai jendela dunia, membawa khalayak untuk dapat melihat secara langsung peristiwa, suasana, dan situasi tempat, kota, daerah-daerah yang di belahan dunia.
2)      Kelemahan media telvisi
a.       Pengadaanya memerlukan biaya mahal
b.      Tergantung energi lisrik, sehingga tidak dapat dihidupakan disegala tempat.
c.       Sifat komnikasi searah, sehingga  tidak dapat memberi peluang untuk terjadinya umpan balik. Tetapi krleahan ini mulai teratasi dengan beberapa program acara siaran yang dilakukan dilaog langung ( dialog interaktif) dengan bantuan telpon.
d.      Sulit dikontrol, terutama jika terkait denga soal jadwal belajar disekolah.
e.       Mudah tergoda pada penyajian acara yang bersifat hiburan, sehingga suasna belajar kurang serius dan kurang efektif.
VCD
Yaitu gambar bergerak yang disertai dengan unsur suara dan dapat ditayangkan melaui medium vedio dan video compak disk  (VCD). Sama seperti medium vedio, progran vedio yang disiarkan. (broad casted).
Media Video dan VCD sebagai media pembelajaran memliki karakteristik sebagai berikut:
1)      Gambar bergerak, yang disertai dengan unsur suara.
2)      Dapat digunakan untuk sekolah jarak jauh.
3)      Memiliki perangkat slow mation intuk memperlambat proses atau peristiwa yang berlangsung.
 Media sound slide ( slide bersuara)
Slide  merupakan media pembelajaran yang bersifat audio visual. Secara fisik slde suara adalah  gambar tunggal dalam bentuk film positif tembus pandang yang dilengkapi dengan bingkai yang diproyeksikan. Pengunaanya dapat dikombinasikan dengan audio kaset, dan dapat digunakan secara tunggal tanpa narasi
Soun slide memiliki kelemahan dan kelebihan sebagai berikut:
1)      Kelebihan media soun slide
a.       Dapat menyajikan gambar dengan proyeksi depan maupun belakang.
b.      Portabe berukuran kecil, dan mudah didstribusikan sehingga praktis penggunaanya.
c.       Dapat dikontrol sesuai dengan keinginan pengguna, sehingga memungkinkan untuk dihentikan secara spontan dan dapat diselingi dengan tanya jawab dan diskusi singkat.
2)      Kelemaha media soun slide
a.       Pengadaanya memerlukan biaya yang mahal.
b.      Untuk memproyiksikan slide proyektor memerlikan penggelapan ruang.
c.       Gambar yang disajikan tidak bergerak sehingga sedikit banyak kurang menarik terutama jika dibandingkan dengan televi dan film.

C.    Rancangan Proses Belajar Mengajar Fiqih Kelas VII MTs
Sebelum memberikan pelajaran Fiqih Guru mengucap salam dan berdo’a, kemudian memberikan motivasi kepada siswa akan pentingnya hukum Islam untuk dimengerti dan dipahami karena itu berkaitan dengan kehidupan sehari – hari, sehingga siswa tertarik untuk mempelajarinya.
Selanjutnya pada pembahasan kali ini adalah tentang Tayamum
Kompetensi Dasar :
Siswa mampu memahami tata cara tayamum.
Indikator :
1.    Menyebutkan syarat tayamum.
2.    Menyebutkan rukun Tayamum.
3.    Menjelaskan Sebab – sebab Tayamum
4.    Menyebutkan hal – hal yang membatalkan tayamum
Pelaksanaanya
Siswa ditanya Apa itu Tayamum?, Lalu guru memberikan keterangan setelah siswa–siswi  menjawab serta menuliskannya dipapan tulis mengenai definisi tayamum.
13
Indikator : 1. Menyebutkan Syarat Tayamum
Guru menerangkan tentang syarat – syarat tayamum dan menuliskannya di papan tulis ( sebagai media ), siswa diminta membaca bersama – sama.
Indikator : 2 Menyebutkan rukun Tayamum
Guru membawa gambar orang yang sedang bertayamum
( sebagai media ) kemudian memberi keterangan mengenai gambar tersebut yaitu :
Gambar 1 : Orang sedang berniat melakukan tayamum
Gambar 2 : Mengusap kedua telapak tangan yang berdebu pada muka
Gambar 3 : Mengusapkan kedua telapak tangan yang berdebu pada kedua
tangannya sampai ke siku.
Kemudian guru menjelaskan juga tentang sunnah–sunnah dalam bertayamum lalu mempraktekkannya di depan para siswa tentang tata cara bertayamum
Setelah itu guru meminta dua orang siswa dan siswi untuk maju ke depan dan mempraktekkan didepan siswa siswi lainnya tentang tata cara bertayamum, dengan melihat gambar, kemudian diulang lagi tanpa menggunakan gambar, selanjutnya seluruh siswa diminta untuk mempraktekkannya bersama sama tentang rukun bertayamum.
Indikator 3 : Menjelaskan sebab – sebab tayamum
Guru bertanya kepada siswa apa sebab orang boleh tayamum!,  setelah siswa menjawab, guru menjelaskan tentang sebab – sebab boleh bertayamum.
Indikator 4 : Menyebutkan hal – hal yang membatalkan Tayamum.
14
Guru menyebutkan kepada siswa tentang hal yang membatalkan tayamum, dan sebagai tugas!, pertemuan berikutnya setiap siswa diminta mempraktekkan cara bertayamum.

D.    Kesimpulan
Dari makalah yang kami buat ini dapat di kongklusikan bahwa media merupakan ahan ajar yang efektif dalam proses pembelajaran, hal ini terbukti dengan adanya media dalam proses belajar mengajar mampu menjadikan siswa lebih aktif dan paham dalam menangkap pelajaran yang diajarkan oleh guru.
Pelajaran Fiqih merupakan mata pelajaran yang diajarkan di Madrasah, baik Ibtidaiyah, Tsanawiyah Maupun Aliyah, dan pelajaran tersebut merupakan pelajaran mengenai hukum (syari’at) Islam, oleh sebab itu dibutuhkan media dan sarana lain untuk memudahkan dalam proses pembelajaran.
Dalam kegiatan belajar mengajar diatas media yang digunakan adalah media praktek langsung, karena media tersebut mudah diperagakan dan tidak perlu mengeluarkan biaya, sehingga lebih efektif dan efisien, walaupun sebenarnya media proyeksi jauh lebih bagus namun karena keterbatasan sarana dan prasarana, maka media tersebut sangat membantu bagi siswa dalam kegiatan belajar.










DAFTAR PUSTAKA

Abd. Nashir Hartono,dkk, 1989, Transparasi OHP Petunjuk Pembuatan dan Pemanfaatan, Departemen Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan Derektorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Sarana Pendidikan, Jakarta

Arsyad Azhar, 1997, Media Pembelajaran, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Baharudin dan Esa Nurwahyuni, 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Arrus Media Yogjakarta.
Endang Saiuddin, 1978, Kuliah Al Islam Pendidikan Agama di Perguruan Tinggi, Perpustakaan Salman ITB, Bandung.
F. Prapto, 1993, Makalah Media Audio.
Oemar Hamalik, 1994, Media Pendidikan. PT Citra Aditya Bakti,  Bandung.
Sadiman Arif S., dkk. 1990, Media Pendidikan, CV Rajawali, Jakarta.
Rohani, Ahmad., 1997, Media Instruksional Edukatif, cetakan pertama, Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.


















LAMPIRAN
Materi Pembelajaran Tentang Tayamum

Kadang kala seseorang terhalang menggunakan air untuk bersuci, maka baginya ada keringanan yaitu bertayamum. Ini termasuk bukti sempurna dan mudahnya agama Islam. Seseorang diperbolehkan bertayamum jika tidak mendapatkan air atau terhalang menggunakan air karena suatu sebab. Allah berfirman,
Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih). sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.. (al Ma’idah: 6)

Keadaan diperbolehkannya bertayamum :
1.      Pertama, jika tidak ada air untuk bersuci, sebagaimana firman Allah diatas “lalu kamu tidak memperoleh air..”.
2.      Kedua, ada air tetapi air tersebut diperlukan, misal untuk minum dan lainnya. Jika air tersebut digunakan untuk bersuci maka akan membahayakan kebutuhan, misalnya kehausan dan lainnya.
3.      Ketiga, jika takut menggunakan air akan membahayakan dirinya, misal karena sakit. Sebagaima firman Allah diatas “Dan jika kamu sakit..”
4.      Keempat, tidak mampu menggunakan air karena tidak bisa bergerak dan tidak ada yang mewudhukan, sedang ia takut akan keluar dari waktu shalat.
5.      Kelima, jika sangat dingin dan ditakutkan menggunakan air akan membahayakan jiwa. Allah berfirman, Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri (an Nisa: 29).

Yang digunakan untuk tayamum
Salah bentuk keindahan agama ini adalah dijadikannya tanah sebagai sesuai yang mensucikan. Jika tidak ada air maka boleh memakai tanah untuk bersuci. Rasulullah bersabda, Dan dijadikan bumi bagi kami suci (dan mensucikan)
Diperbolehkan bertayamum dengan apa-apa yang ada dipermukaan bumi baik berupa tanah, debu, kerikil dan lainnya. Dan ini yang shahih diantara pendapat para ulama’, sebagaimana dulu Nabi dan para sahabat jika mau shalat maka mereka bertayamum dengan permukaan bumi ditempat mereka ingin shalat, baik itu diatas tanah maupun yang lainnya.
Tayamum adalah pengganti wudhu atau mandi wajib yang tadinya seharusnya menggunakan air bersih digantikan dengan menggunakan tanah atau debu yang bersih. Yang boleh dijadikan alat tayamum adalah tanah suci yang ada debunya. Dilarang bertayamum dengan tanah berlumpur, bernajis atau berbingkah. Pasir halus, pecahan batu halus boleh dijadikan alat melakukan tayamum.

Syarat Sah Tayamum :
- Telah masuk waktu salat
- Memakai tanah berdebu yang bersih dari najis dan kotoran
- Memenuhi alasan atau sebab melakukan tayamum
- Sudah berupaya / berusaha mencari air namun tidak ketemu
- Tidak haid maupun nifas bagi wanita / perempuan
- Menghilangkan najis yang yang melekat pada tubuh

Rukun Tayamum :
- Niat Tayamum.
- Menyapu muka dengan debu atau tanah.
- Menyapu kedua tangan dengan debu atau tanah hingga ke siku.

Sebab  Melakukan Tayamum :
- Telah berusaha mencari air tapi tidak diketemukan
- Pada sumber air yang ada memiliki bahaya
- Air yang ada suhu atau kondisinya mengundang kemudharatan
- Air yang ada hanya untuk minum
- Sakit dan tidak boleh terkena air
- Dalam perjalanan jauh
- Air berada di tempat yang jauh yang dapat membuat telat shalat
- Jumlah air tidak mencukupi karena jumlahnya sedikit

Sunah / Sunat Ketika Melaksanakan Tayamum :
- Membaca basmalah
- Menghadap ke arah kiblat
- Membaca doa ketika selesai tayamum
- Medulukan kanan dari pada kiri
- Meniup debu yang ada di telapak tangan
- Menggodok sela jari setelah menyapu tangan hingga siku


Perkara yang membatalkan tayamum
     Segala apa perbuatan atau perlakuan yang membatalkan wuduk maka
akan batal juga tayamum. Terdapat air setelah hendak melakukan sembahyang.

Tata Cara / Praktek Tayamum :
- Membaca basmalah
- Renggangkan jari-jemari, tempelkan ke debu,
tekan-tekan hingga debu melekat.
- Angkat kedua tangan lalu tiup telapat tangan
untuk menipiskan debu yang menempel, tetapi tiup
ke arah berlainan dari sumber debu tadi.
- Niat tayamum : Nawaytuttayammuma listibaa hatishhalaati fardhollillahi ta'aala  
- Mengusap telapak tangan ke muka secara merata
- Bersihkan debu yang tersisa di telapak tangan
- Ambil debu lagi dengan merenggangkan jari-jemari, tempelkan ke debu,
tekan-tekan hingga debu melekat.
- Angkat kedua tangan lalu tiup telapat tangan untuk menipiskan debu
yang menempel, tetapi tiup ke arah berlainan dari sumber debu tadi.
- Mengusap debu ke tangan kanan lalu ke tangan kiri

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : MTsN
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas / Semester : VII / Ganjil
Pokok Bahasan : Bersuci
Sub pokok Bahasan : Tayamum
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

1. Standart Kompetensi
Siswa mampu memahami tata cara tayamum.
2. Kompetensi dasar
Mempraktekkan tata cara tayamum
3. Indikator
-Menyebutkan syarat tayamum.
-Menyebutkan rukun Tayamum.
-Menjelaskan Sebab – sebab Tayamum
-Menyebutkan hal – hal yang membatalkan tayamum

Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat mempraktikkan tayamum
Metoda Pembelajaran : Demontrasi, tanya jawab, pemberian tugas
Model Pembelajaran : Langsung dan Kooperatif Learning
Langkah-langkah Pembelajaran :
 Kegiatan Awal
-Pengkondisian kelas, salam, do’a dan absen
-Siswa menyiapkan Al Qur’an
-Siswa bersama-sama membaca Ayat Al Qur’an tentang tayamum 5-10 menit
-Apersepsi, motivasi
Kegiatan Inti
Guru menjelaskan masalah definisi tayamum dan yang berkaitan
dengan tayamum.
Guru menyuruh siswa memperhatikan gambar yang ditempel di papan.
Gambar 1 : Orang sedang berniat melakukan tayamum
Gambar 2 : Mengusap kedua telapak tangan yang berdebu
pada muka
Gambar 3 : Mengusapkan kedua telapak tangan yang
berdebu pada kedua tangannya sampai ke siku.
Kegiatan Akhir
Siswa mempraktikkan tatacara tayamum
Guru memberi tugas kepada siswa untuk praktika tayamum
Guru mengakhiri pelajaran dengan bacaan hamdallah


Alat/Bahan/Sumber : Buku Fiqih kelas VII MTs
LKS
Al Qur’an
Gambar tayamum
         
Penilaian
a.       Teknik penilaian : Tes dan non tes
b.      Bentuk penilaian : Demosrasi
c.       Instrumen : Praktek tayamum secara individual



[1] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), h.3.

[2] Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: PT Remaja Rosda karya,2008 hal. 5
[3] Winataputra, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, UT, 2005, hal. 23
[4] Oemar Hamalik, Media Pendidikan. (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1994)hal.26
[5] . Arif S. Sadiman, dkk. Media Pendidikan, Jakarta: CV Rajawali, 1990. hal: 29
[6] . Ibid.
[7] . Ibid, hal: 31
[8] . Ibid, hal; 32
[9] Ibid hal 33
[10] Baca: Arif S. Sadiman, dkk. Media Pendidikan, Jakarta: CV Rajawali, 1990. Hal: 33
[11] Nana Sujana dan Ahmad Rivai, media pengajaran  bandung. CV Sinar baru, 1991. Hal: 33
[12] . Nana Sujana dan Ahmad Rivai, op.cit. Hal: 40
[13] . ibid., hal: 41
[14]  Ibid., Hal: 129
[15] . Ibid. Hal: 82
[16] . ibid, Hal: 53
[17] Tim dosen FIP IKIP Yogya karta, Media pengajaran, hal 28